
Guru Kreator Konten, Mengapa Perlu?
Memasuki era digital sekarang ini, mau tak mau semua bidang harus mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi terkini, termasuk bidang pendidikan. Semakin banyak guru yang memanfaatkan media sosial (medsos) untuk menjadi kreator konten. Mengapa guru perlu didorong untuk menjadi kreator konten?
Seiring perkembangan dunia yang sekarang ini serbadigital, serbainternet dan serbamedsos, ranah pendidikan pun mau tidak mau harus beradaptasi. Karena itu, menjadi kreator konten merupakan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan diri guna menyesuaikan zaman, kata Gilang Danu Kurniawan, Social Media Specialist (Spesialis Media Sosial) di Pusat Pengembangan Bisnis UIN Raden Intan, Lampung.
Seiring dengan itu, ia juga mencatat ada keresahan di kalangan guru ketika melihat murid mereka banyak yang menyukai media sosial (medsos) seperti TikTok dan sebagainya. Pasalnya, tidak sedikit konten di medsos yang tidak mendidik, tidak sesuai dengan kebutuhan anak, lebih banyak berupa konten hiburan yang justru mengarah ke hal-hal negatif yang dapat memengaruhi kinerja murid di sekolah.
Karena itulah Gilang, yang kerap mengisi webinar mengenai perlunya menjadi kreator konten bagi para guru, menambahkan alasan lain yang menurutnya justru paling penting. Katanya, “Kenapa kita (para guru) tidak ikut andil dalam (menghadapi) perubahan ini. Ikut andil dalam membuat konten yang lebih baik, yang edukasinya baik.”
Ini disetujui oleh Kristiawati, guru yang juga seorang kreator konten. Ia mengawalinya semasa pandemi, ketika kegiatan belajar mengajar beralih ke format daring. Hal yang membuatnya prihatin kala itu adalah murid-murid melihat gawai bukan untuk pembelajaran dan ini berdampak pada pola pikir mereka. Karena itulah Kristiawati berharap ketika ia membuat konten di medsos dan murid-murid melihatnya meskipun beberapa detik saja, setidaknya itu adalah konten yang bermanfaat.
Alasan lain bagi guru di SD Negeri 2 Bejiarum, Wonosobo itu untuk membuat konten adalah, “Paling tidak ingin memberikan manfaat kepada rekan-rekan guru, siapa tahu mereka jadi terinspirasi dan melakukan hal yang sama. Jadi seperti membagikan praktik baiknya, (agar) lebih banyak lagi konten positif yang ada di medsos.”
Peraih gelar Guru Inspiratif Nasional 2023 ini mulanya mengunggah konten di YouTube. Ia kini juga memanfaatkan platform Instagram dan TikTok. Konten di kanal YouTube-nya lebih ditujukan untuk membantu sesama guru, misalnya mereka yang CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil). Adapun Instagram merupakan platform tempatnya berbagi konten pembelajaran yang ditujukan bagi guru dan orang tua. Ia ingin memperlihatkan kepada mereka bahwa apa yang ditampilkannya sebagai konten di media ini sebetulnya sederhana dan dapat diterapkan di tempat masing-masing.
Kristiawati juga berharap, “Kalau ke anak, mungkin kita memberikan materi pelajaran yang nggak hanya di kelas, tapi bisa di medsos juga. Nah mungkin nanti arahnya juga mungkin bisa ke situ.”